Selasa, 17 Agustus 2010

ketika aku menangis

Saat hujan menitik,
apa gunanya menanyai awan?
Kau tidak benar-benar ingin tahu.
Hanya takut basah, kan?

Jadi, apa perlunya bertanya?
Hujan akan reda juga.
Lalu kau akan lupa.



awan…
apa kau tahu?
aku di sini sedang menanti
sebuah jendela yang mungkin akan terbuka
bersama hantaman angin

awan….
maukah kau tahu?
sejenak ku tak tahu
dan terus terpaku dalam ragu
sampai aku benar-benar sadar
dihantam angin

sakit…
tanpa terasa ku mulai menggigit bibirku sendiri
aku kecewa!!!
angin memang berhasil membuka jendela hatinya
tapi tak semudah itu
tak semudah itu untuk menerima
hembusan lembut yang angin berikan untuknya terlalu dingin katanya

apa kau pernah merasa awan??
hancur untuk meredam
tangis untuk tertawa
terlalu berat…
terlalu tragis…
dan aku hanya menangis bersama awan………



Jika semua ini memang harus terjadi
Terjadilah….
Aku bukanlah siapa-siapa dan aku bukanlah segalanya
Kehidupan ini bagiku hanyalah kesia-siaan

Biarkan aku pergi…
Biarkan aku meninggalkan penderitaanku
Aku hanya ingin beristirahat
dan mencari secercah ketenangan

Mungkin langkahku harus terhenti sampai di sini
Karena ku tak tau kemana lagi harus melangkah
Duniaku begitu gelap, tiada terang yang menyinari

Selamat tinggal kehidupanku
Selamat tinggal cintaku
Selamat tinggal harapanku
Selamat tinggal jiwaku
Aku pergi…

‘Maafkan aku Tuhan…’
by;plnk loveri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar